Cara Pembenihan Ikan Patin Yang Baik Dan Benar Untuk Hasil Maksimal

Cara Pembenihan/Pemijahan Ikan Patin Yang Baik Dan Benar Untuk Hasil Maksimal

Ikan Patin adalah sekelompok ikan berkumis atau Siluriformes yang termasuk dalam genus Pangasius dan famili Pangasiidae. Nama “Patin” juga diberikan pada salah satu anggotanya yaitu P. nasutus. Kelompok hewan ini memiliki banyak nilai ekonomi, seperti patin dan patin siam (P. hypophthalmus synonim. P. sutchi, atau beberapa menyebutnya jambal siam). Beberapa anggotanya hidup di Sungai Mekong dan diketahui memiliki ukuran sangat besar hingga mencapai panjang dua meter lebih.

Ikan patin banyak digemari masyarakat karena rasanya yang lezat dan dapat diolah menjadi berbagai olahan makanan seperti gulai, pindang, digoreng atau olahan yang lainnya. Kini banyak orang yang berusaha membudidayakan ikan patin ini. Namun untuk melakukan budidaya anda harus mengetahui cara pemijahan ikan patin tersebut dengan benar, berikut adalah cara pembenihan atau pemijahan ikan patin:

A. Pemilihan Indukan Ikan Patin
Ikan patin yang akan dijadikan indukan sebaiknya telah berumur 3 tahun untuk betina dan 2 tahun untuk jantan dengan bobot sekitar 1,2 kg-2 kg. Untuk memilih indukan yang sudah matang gonad atau siap kawin dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara visual dan dengan alat bantu.

Cara Visual
Indukan ditangkap kemudian perhatikan besar kecilnya perut. Selain itu juga dapat dengan melihat warna kulit yang ada pada sekitar genital, jika warnanya kemerahan berarti telur telah matang. Atau juga dengan meraba perut, jika lembek berarti telur telah matang gonad.

Cara Alat Bantu
Alat bantu yang dapat digunakan untuk melihat apakah ikan patin telah matang gonad dapat dilakukan dengan menggunakan selang kanulasi atau kateter, cawan kaca bening, larutan transparan kertas milimeter dan lain sebagainya. Caranya:
Ikan ditangkap kemudian masukkan selang kanulasi ke saluran telur dengan perlahan dan hati-hati agar tidak menyentuh telur. Kemudian sedot untuk mendapatkan sampel telur, lalu ukur diameter telur dengan menggunakan mikroskop atau bisa juga dengan kertas milimeter, apabila telur berukuran sekitar 0,9 mm berarti telah matang gonad.

Selain cara itu, dapat juga dengan cara meletakkan telur dalam cawan kaca bening lalu diberi larutan trasparan, kemudian cawan diletakkan diatas lampu pijar atau senter dan amati posisi inti telur jika letaknya mendekati atau sudah berada di dinding telur erarti sudah matang gonad.

Untuk indukan jantan yang siap kawin dapat dilihat dengan cara mengurut bagian perutnya ke arah anus, jika keluar cairan putih berarti ikan jantan tersebut siap kawin.

B. Pemijahan Ikan Patin
Ikan patin yang dijadikan indukan, pada 6 hari pertama pemeliharaan diberi pakan yang memiliki kandungan protein yang tinggi. Pada hari ke 7, indukan disuntik dengan ekstrak kelenjar hipofisa. Lalu ikan tersebut diletakkan dalam kolam pembenihan.

Setelah sekitar 8-12 jam setelah penyuntikan kedua, indukan diambil dengan menggunakan kain hapa. Siapkan wadah untuk telur. Pemijahan dengan menyuntikan kelenjar hipofisa masih harus dibantu dengan pengurutan atau stripping mulai dari dada ke arah belakang dengan menggunakan jari tengah atau jempol, telur yang keluar ditampung dalam wadah yang telah disiapkan.

Telur yang sudah keluar kemudian dicampur dengan sperma jantan dan diaduk dengan menggunakan buku ayam sekitar 30 detik. Setelah itu, masukkan air bersih sedikit demi sedikit sambil terus diaduk selama sekitar 2 menit. Kemudian buang air dan ganti dengan air baru dan bilas sebanyak 2-3 kali hingga sisa sperma dan gelembug minyak pada telur berkurang.

C. Penetasan Telur Ikan Patin
Siapkan kolam penetasan, kemudian pasang kain hapa lalu isi dengan air bersih, untuk menghindarkan timbulnya jamur maka perlu diberi larutan penghambat pertumbuhan jamur. Dalam kolam penetasan tersebut juga perlu dipasang aerator agar oksigen larva ikan dapat terpenuhi.

Jika sudah siap, sebar telur secara merata pada hapa, penyebaran tersebut agar tidak menumpuk yang menyebabkan elur membusuk maka penebaran dilakukan menggunakan bulu ayam.

D. Pemeliharaan Larva Ikan Patin
Benih atau larva ikan yang telah berumur 1 hari dipindahkan ke akuarium yang berisi air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran benih dalam setiap aquarium yaitu sekitar 500 ekor. Larva yang baru berumur 1 hari tidak perlu diberi pakan karena mereka memiliki cadangan makanan berupa kuning telur, barulah pada hari kedua dan ketiga beri pakan berupa emulsi kuning telur ayam rebus. Selanjutnya larva dapat diberi pakan berupa kutu air dan juga jentik nyamuk.

Pemeliharaan larva dalam akuarium ini dilakukan selama sekitar 15 hari, setelah berumur sekitar 17-18 hari benih dijarangkan ke kolam pendederan yang lebih luas.

Demikian artikel pembahasan tentang”Cara Pembenihan Ikan Patin Yang Baik Dan Benar Untuk Hasil Maksimal“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai jumpa